Mentari melipat
malam
Malam membungkus
kelam
Engkau tertatih
menyisir kehidupan
Sedang jiwamu
berteriak kesepian
Kilau kehidupan
dunia sungguh mengagumkan
Meski sebenarnya
perhiasan akhirat lebih berkilauan
Itu firman Tuhan
yang tak mungkin bertolak belakang
Karena
substansinya penuh dengan kebenaran
Ketika dayamu
sampai di garis kelelahan
Tuhan datang
dengan seonggok karunia
Maka bunga
bahagiamu mulai bermekaran
Menghias buana
diantara alam fana
Layaknya kini
syukur kau pengkur
Bukankah dulu tak
punya perlindungan
Lantas tangan
Tuhan melindingimu
Bukankah dulu
engkau tersesat
Lantas kasih
Tuhan menunjukimu jalan
Bukankah dulu
engkau fakir
Lantas karunia
Tuhan memenuhimu
Bentangkan tangan
kemurahanmu pada para papa
Rendahkan suaramu
pada celoteh anak-anak yatim
Ucapkan segala
kenikmatan dari Tuhanmu
Ikat erat rasa
syukur dari kalbumu
(93:1-11)
Saat pagi tersenyum,
(4/12/2011 6:11:41 AM